Translate

Rabu, 15 Mei 2013

Diet Pada Balita


Ini foto anak saya 

Usia 3 bulan anak saya belum bisa tengkurap dan membalikkan badan sendiri.  Bahkan ketika kami coba tengkurapkan, dia juga belum bisa mengangkat kepalanya sendiri.  

Saat kami bawa ke dokter untuk imunisasi dan juga periksa rutin, dokter yang memeriksa anak saya sangat kaget melihat perut anak saya yang besar, "gemuk sekali bu...tapi ini perlu diet" ungkapnya.  Menurut dokter faktor kegemukan itulah yang menyebabkan anak saya belum bisa tengkurap dan mengangkat kepalanya sendiri.

Waktu itu anak saya belum mendapatkan makanan tambahan apapun selain ASI.  Jadi diet untuk anak saya hanya mengatur jam-jam saat minun ASI.  Tidak setiap saat dia menangis kemudian memberikannya ASI (belum tentu anak menangis karena lapar atau haus).  Saya lakukan itu bertahap dan sangat bermanfaat, anak saya lebih aktif dan pertumbuhanya lancar sesuai dengan yang seharusnya.

Pada umumnya banyak ibu berpikir semakin gemuk bayi semakin lucu dan menggemaskan (sayapun dulu seperti itu). Padahal belum tentu bayi yang gemuk itu sehat.  Bahkan kegemukan pada bayi dapat menghambat perkembangan dan pertumbuhan pada bayi.  

Saat pertama mendengar kata "Diet untuk bayi" sayapun kaget..."haah apa ada ?" ternyata ada dan dianjurkan terutama bagi balita yang mengalami kelebihan berat badan.  Diet pada bayi tidak sama seperti pada orang dewasa.  Ada aturan-aturan yang harus diperhatikan oleh orang tua saat memberi makan kepada anak.  Dianjurkan pula konsultasi kepada dokter anak atau ahli gizi. Baca artikel ini klik (tentang takaran diet pada bayi), semoga membantu bagi para ibu yang sedang mengalami kecemasan seperti saya waktu itu.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar